Rabu, 29 Januari 2014

                                                        Kumpulan poto/Muhammad Ayub.

                                             

LAKSAMANA WANITA PERTAMA

   Hari yang panas terasa menggrogoti kulit kami berempat, saat menuju sebuah makam pahlawan Nasional yang telah diabadikan sebagai  situs sejarah yang bertepat kampung Lam Reh, kecamatan Krung Raya, Aceh Besar, sekitar satu jam dari Banda Aceh. yaitu makam seorang laksamana perempuan pertama di dunia, yang biasa di kenal dengan nama Laksamana Malahayati atou Laksamana Kemala Hayati.

   Walaupun sekarang Namanya tenggelam dibalik nama besar Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutiah serta nama-nama pahlawan wanita yang muncul setelah jamannya. Tak banyak yang tahu kisahnya, tak banyak yang mengenal siapa dirinya meski namanya melekat di lambung salah satu kapal perang kebanggaan negeri ini KRI Malayati.

   Keumala Hayati yang biasa dipanggil Malahayati, menempuh pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Makdis. Malayahati mengambil jurusan Bahari  Atou Angkatan Laut, sesuai dengan jiwa bahari yang mengalir dalam darahnya, yang di turunkan dari ayah dan kakeknya. Sebelum menjadi Panglima Angkatan Laut, ia menjabat sebagai Komandan Protokol Istana di Kesultanan Aceh Darussalam. Ketika suaminya Laksamana Mahmuddin bin Said Al Latief gugur dalam pertempuran di Teluk Haru, Keumalayahati diangkat oleh Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Mukammil untuk menggantikan posisinya sebagai Panglima Armada Selat Malaka pada tahun 1588-1604.

  Atas persetujuan Sultan Al Mukammil, Keumalahayati memimpin perjuangan dan pergerakan dibantu pasukan Inong Balee (pasukan janda) yaitu armada Aceh yang ke semua anggotanya perempuan para janda yang suaminya meninggal saat perang Teluk Haru. Armada Inong Balee berkekuatan 2000 orang membangun kekuatan militernya di Bukit Krueng Rayeuk sebagai benteng pertahanan.  Beliou juga yang membunuh dua bersaudara Cornelis de Houtman dan Frederick de Houtman memasuki pelabuhan Aceh pada 21 Juni 1599.

   Makam wanita perkasa ini tertata rapi dan bersih, bentuk makam yang menawan dan bangunan yang  bagus mencirikan bangunan khas aceh, untuk mencapai makam yang terlatak di atas puncak gunung yang tidak terlalu tinggin harus menaiki kira-kira 200 anak tangga, yang terbuat dari semen dan dilapisi mamar dan di pagari besi yang di cat berwarna hijau. 

   Rimbunnya perpohonan yang memenuhi area komplek makam ini, terasa menyejukkan kulit. setelah hampir satu jam jadi makanan sang surya. Indahnya  pemandangan wisata bahari Krung Raya yang terlihat jelas dari atas gunung munggil tersebut  sungguh memanjakan mata orang-orang yang menziarahinya.

   Setelah berada sekitar setengah jam di komplek makam, datang lah seorang laki-laki paruh baya yang ternyata adalah pejaga makam sekaligus juru kunci makam tersebut. Lelaki  yang berkulit kecoklatan,berkumis tipis, mamakai baju kaus warna coklat yang sudah kusut, dan celana jens biru yang sudah memudar warnanya, sambil membawa sebuah cangkul,laki-laki itu terseyum kepada kami berempat
.
Assalammualaikum , ,

   Sapa kami kepada laki-laki paruh baya tersebut, dengan senyum yang tulus laki-laki itu menjawab salam kami berempat. Serta langsung menyalami kami berempat dengan ramah. Kami lansung  mengenalakan diri berawal dari Dofa Saya dan keduan teman saya Hasbi dan Fajrul.

Makam ini kelihatan sepi hanya kami berempat yang ada di makam waktu itu. "Kecuali pada hari jum’at, sabtu,minggu dan hari-hari besar islam, sepeti hari lebaran akan ramai di dantangin masyarakan, baik dari warga kampung sediri, maupun daeri luar. Ada dari meraka yang pergi hanya melihat makam, ada juga ada yang berdoa". Ungkap laki-laki berkumis tipis tersebut

   Baguna jambo makam yang di bangun sekitar lima puluh tahun lalu di tompang oleh enam tiang  utama, terbuat dari beton dan berbalutkam mamar manis berwarna coklat, berlantaikan mamar hijau dan beratapkan loteng yang mulai kehitaman. “Jambo makam tersebut biasanya digunakan sebagi tepat untuk berteduh dan tepat solat sekaligus tempat berdoa bagi yang berziarah”. Kata leki-laki yang biasa di sapa Amri.

   Waktu ditanya masalah sejarah malahayati Amri  menjawab, “Malahayati adalah sosok seoarang wanitang yang sangat berani dalam melawan Portugis dan Belanda yang ingin menjajah Aceh pada waktu itu. Dia juga mengatakan bahwa Malahayati sebenarnya berasal dari Padang. Suami dari Laksamana Malahayi sediri menurut sepengatahun Amri  adalah orang Kuta Cane dan juga seorang Laksama di kesultanan Aceh Darussallam.

   Setelah suaminya menianggal saat melawan Portugis, Anaknya juga meninggalkan  beliou di waktu masih kecil. Malahayati memutuskan untuk tidak menikah lagi dengen tekat utuk membela Negara dan membalas kematian Suaminya.kemudia di anggakat beliau sebaagia Laksamana tertinggi angkatan laut kerajaan Aceh Darusalam yang pada waktu itu di pipin oleh Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Mukammil sebagai sultan kerajaan Aceh Darusalam.

   "Laksamanaa Malahayti meninggal di usia yang sudah uzur  sekitar 70 tahun lebih". Kata juru kunci penjaga makam laksamana malahayati tersebut.

   Malahayati yang juga pengagas pembentukan pasukan janda yang biasa di sebut sebagai pasukan (Inong Bale).  beliau juga mendirikan benteng yang di beri nama beteng Inong Bale.
Amri menceriatakan masalah makam tersebut pertama kali di temukan oleh leluhurnya. Pada waktu pertama kali di temukan hanyalah di temukan batu nisan. Dulunya tempat itu adalah hutan belangtara katanya, setelah di seladiki,  salah satu batu nisan bertuliskan nama Laksaman Kemala Hayati dan  yang lahinnya tidak di beri nama, tuturnya.

   Tanah pemakama ini adalah milik leluhurnya yang di sebut dengan nama YahNek yang telah di wakafkan untuk komplek pemkaman tersebu yang panjangnya 50 meter,lebar depan 10 meter, dan lebarnya belakang 30 meter. Jadi oleh sebab itulah yang menjadi penjaga makam tersebut adalah keturunan keluarga mereka sebelum Amri, Abang dari ayahnya Amri lah yang menjadi juru kunci makam tersebut. katanya laki-laki sederhana tersebut.

   Waktu di Tanya masalah upah yang di terimanya dalam menjaga situs sejarah tersebut. Amri mengatakan dia digaji oleh pemeritah sebanyak satu juta rupiah itu pun baru tahun 2013, dulu empat ratus ribu naik enam ratus sekarang Alhamdulillah sudah satu juta rupih. Jawab laki-laki yang asli moutasik ini .

  "Sebenarnya komplek pemakaman ini bukan hanya ada tiga makam saja, tapi sebenarnya ada tujuh makam lain yang terletak di samping makam tersebut,karna ketidak tahuan dari yang mendirikan kan baguanan tersebut membuat yang lahin tertutupi bagunan tersebut tapi karna sudah selesai di bangun tidak mungkin di bongkar lagi ”.kata amri

   "Bentuk dulunya makam  bukan seperti yang kita lihat sekarang tapi sejajar dengan tanah seperti kuburan pada umumnya, yang membedakanya Cuma batu nisan nya yang besar-basar. Sambungnya

  "Dulu baru-baru setelah stunami banyak warga-warga asing yang berkunjung septi  NJO dan lain-lain tapi sekarang udah jarang berkunjung kesini ada juga tapi bisa di bilang sangat jarang". Tambahnya

   Setelah berbincang dengan penjaga makam saya merasa bangga menjadi orang aceh yang memiliki leluhur-leluhur yang hebat-hebat bahkan di segan oleh dunia barat. ketika dunia masih sibuk membincangkan kesetaraan gender, di Aceh pada abad 15 telah muncul seorang perempuan perkasa yang memimpin di garis depan, Laksamana Keumalahayati Dialah perempuan pertama di dunia yang memegang pucuk pimpinan tertinggi sebagai Panglima Angkatan Laut Armada Selat Malaka kerajaan Darud Donya Darussalam dan pernah berjuang melawan Portugis hingga ke Johor. Putri dari Laksamana Mahmud Syah kakeknya Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah pendiri kerajaan Aceh Darussalam.

   Setelah hampi dua jam berada di komplek pemakaman, kami berepat pun minta izin untuk pulang pada juru kunci makan, setalah menyalami beliou, kami tidak langsung pulang. kami menyempatkan mapir di benteng Sultan Iskandar Muda yang tidak begitu jauh dari pemakaman Laksamana Malahayati. Kami juga menyempatkan singgah di komplek perumahan Tiongkok. Setelah salat magrib di komplek Tiongkok kami langsung pulang kekos masing-masing.

Penulis:  Muhammad Ayub